Senin, 26 Mei 2008

Remaja, hpv dan kanker serviks

Beranjak remaja, biasanya sudah tidak lagi berkunjung ke dokter anak untuk mendapatkan vaksinasi. Namun seiring dengan penemuan dan penelitian vaksin HPV, bawalah remaja putri Anda ke dokter spesialis anak untuk segera mendapatkan vaksin HPV yang dapat mencegah terjadinya infeksi HPV dan kanker serviks (leher rahim).
HPV dan Kanker ServiksInfeksi
Human papillomavirus (HPV) yang berulang dan menetap akan mengakibatkan pertumbuhan sel abnormal, yang akhirnya dalam waktu lima hingga dua puluh tahun dapat mengarah pada perkembangan kanker. Saat ini diketahui lebih dari seratus tipe HPV. HPV 16, 18, 31 dan 45 adalah tipe yang resiko tinggi kanker serviks, 33, 35, 39, 51, 52, 56, 58, 59, dan 68 merupakan tipe berisiko sedang. HPV Tipe 6 dan 11 adalah tipe resiko rendah yang dapat menyebabkan penyakit kutil kelamin.
HPV dapat ditularkan oleh pasangan melalui hubungan intim, kontak dengan kulit kelamin (oral, anal seks), serta handuk, pakaian dan benda lain yang telah terkontaminasi. Vaksin HPV dapat diberikan untuk mencegah terjadinya infeksi HPV tipe tertentu yang dapat berkembang menjadi kanker serviks. Kebiasaan merokok, berganti pasangan atau berhubungan seks sebelum usia 18 tahun, meningkatkan risiko terkena kanker serviks.
Dengan pemberian vaksin HPV sebagai pencegahan utama dan deteksi dini dengan pap smear atau IVA (Inspeksi Visual Asam asetat) merupakan tindakan yang akan melindungi diri dari ancaman kanker serviks.
Namun, vaksin HPV tidak akan bekerja optimal apabila daya imun tubuh rendah (immuno compromise), misalnya pada penderita HIV, sedang konsumsi obat kortikosteroid, perokok dan pengguna NAPZA.
Remaja dan Vaksin HPV
Dalam uji coba klinis, ditemukan bahwa vaksin HPV memberikan hasil yang sangat efektif apabila diberikan pada perempuan yang belum terpapar oleh virus HPV.
Vaksin HPV mengandung partikel yang menyerupai virus, dan sudah terbukti dapat memproduksi kedua antibodi yang melindungi terhadap tipe HPV tertentu serta merangsang tanggapan atau respon kekebalan melalui sel. Level anti bodi yang terbentuk setelah diberikan vaksin HPV untuk kelompok remaja usia 9 - 15 tahun ditemukan dua kali lebih tinggi dibandingkan dengan level anti bodi kelompok usia 15 - 25 tahun.
Oleh karena, itu dr. Karel Staa, SpA, dalam seminar "Lindungi Semua Perempuan dari Kanker Serviks" yang diadakan di RS. Pondok Indah tanggal 10 Mei 2008, menyarankan, "Agar lebih efektif, vaksin HPV sebaiknya diberikan pada perempuan saat usia remaja (9 – 15 tahun) dimana respon sistem imunitas mereka masih tinggi. Selain itu, dengan intervensi dari orang tua, pemberian vaksin pada usia remaja tentunya lebih mudah dibandingkan apabila anaknya sudah beranjak dewasa, yang sudah lebih mandiri untuk mengambil suatu keputusan".
Dosis vaksin HPV yang diberikan pada remaja dengan perempuan dewasa tidak berbeda, yaitu tiga kali pada bulan 0, 1 dan 6. Untuk remaja, pap smear atau IVA tidak diperlukan kecuali mereka sudah melakukan hubungan intim.
Untuk mendapatkan vaksinasi HPV, para ibu atau perempuan dewasa disarankan untuk mendatangi dokter spesialis kebidanan kandungan, sedangan untuk usia remaja dapat mendatangi dokter spesialis anak.
Dewi Lestari, dr. Karel Staa, SpA dan dr. Bramundito, SpOG Dalam seminar ini, hadir pula dr. Bramundito, SpOG dan Dewi Lestari yang menjelaskan sekaligus menegaskan pentingnya pencegahan kanker serviks. Kanker serviks adalah penyakit kanker yang paling sering terjadi pada perempuan. Perempuan yang telah “survive” dari kanker servikspun telah meninggalkan pengalaman pahit akibat pengobatan yang mahal, lama dan melelahkan.
Pondok Indah Healthcare Group bersama Glaxo Smith Kline (GSK), menyediakan paket perlindungan kanker serviks untuk para ibu (perempuan dewasa) dan remaja putri meliputi pemeriksaan Pap smear dan tiga kali vaksinasi HPV.
Vaksin HPV produksi GSK mengklaim dapat mencegah infeksi HPV yang disebabkan oleh lima jenis tipe HPV, yaitu 16, 18, 45, 52 dan 31. HPV tipe 16 dan 18, menyebabkan lebih dari 70% kanker serviks di Asia Pasifik. 1,2 Sedangkan bila HPV tipe 16 dan 18 digabungkan dengan tipe 45, 45 dan 31, kelima tipe tersebut merupakan penyebab lebih dari 80% kasus kanker serviks di Asia Pasifik.2


1. McIntosh N, Human papillomavirus and cervical cancer JHPIEGO strategy paper No. 8, May 2000.

2. Ho GY, Bierman R, Beardsley L, Chang CJ, Burk RD. Natural history of cervicovaginal papilmavirus infection in young woman. N Engl J Med 1998; 338: 423-428

Informasi terkait kanker serviks:

Tidak ada komentar: