Selasa, 27 Mei 2008

Helminthiasis

HELMINTHES (CACING)
* NEMATODA
Bentuk :
- Selinder
- Tidak bersegmen
Bagian Anterior
- Tanpa alat isap
- Tanpa kait-kait
- Mempunyai mulut
Rongga Badan
- Ada
Saluran Pencernaan
- mempunyai anus
Kelamin
- Terpisah jantan dan betina

* CESTODA * TREMATODA
Bentuk : Bentuk :
Seperti Pita Seperti Daun
Bersegmen Tidak Bersegmen
Bagian Anterior Bagian Anterior
Mempunyai alat isap Mempunyai alat isap
Kadang2 ada kait2 Tanpa kait-kait
Tanpa mulut Mempunyai mulut
Rongga Badan Rongga Badan
Tidak ada Tidak ada
Saluran Pencernaan Saluran Pencernaan
Tidak ada Ada tanpa anus
Kelamin Kelamin
Hermafrodit Umumnya Hermafrodit
kecuali Schistosoma

HELMINTHES (CACING)
Nematoda
- Ascaris lumbricoides
- Trichuris trichiura
- Necator americanus
- Ancylostoma duodenale
- Strongyloides stercoralis
- Oxyuris vermicularis
- Trichinella spiralis
- Wuchereria bancrofti
- Brugia malayi
- Brugia timori
- Loa loa*
- Onchocerca volvulus*
- Dipetalonema perstans*
- Dipetalonema streptocerca*
- Mansonella ozzardi*
- Capillaria hepatica
- Toxocara cati
- Toxocara canis
- Gnathostoma spinigerum
*Tidak ada di Indonesia
Cestoda Trematoda
- Taenia saginata - Fasciolopsis buski
- Taenia solium - Echinostoma ilocanum
- Hymenolepis nana - Echinostoma malayanum
- Hymenolepis diminuta - Heterophyes heterohyes*
- Dipylidium caninum - Metagonimus yokogawai*
- Diphyllobothrium latum* - Gastrodiscoides hominis*
- Fasciola hepatica
- Clonorchis sinensis*
- Opisthorchis felineus*
- Opisthorchis viverrini*
- Dicrocoelium denditicum*
- Paragonimus westermani
- Schistostoma japoinicum
- Schistostoma mansoni*
- Schistostoma haematobium*
- Schistosoma mekongi*
Ascaris lumbricoides Roundworm, Cacing Gelang
Hospes : Manusia Penyakit : Askariasis
Habitat : Usus halus
Penyebaran geografik : Kosmopolit, terutama negara-negara tropik dan subtropik
MORFOLOGI :
Cacing dewasa : * bentuk bulat panjang (silindris)
* kedua ujung lebih kecil
* Pada mulut terdapat 3 bibir
* Jantan 15 – 31 cm
ekor melengkung ke ventral, mempunyai 2 spikula
* Betina 20 – 35 cm
ekor lurus


Telur tidak dibuahi
- Bentuk Lonjong
- 90 x 40 mikron
- Dinding diliputi lapisan luar
albuminoid tipis tidak teratur
- Lapisan hialin bening, tebal
- Lapisan vitellin tipis
- Isi : granula yang atropis
(penuh)
- Antara sel telur dan dinding
tidak ada rongga kosong
Telur dibuahi
- Bentuk agak bulat
- 60 x 45 mikron
- Lapisan luar albuminoid
agak tebal teratur
- Lapisan hialin bening, tebal
- Lapisan vitellin tipis
- Isi : Sel telur yang tidak
bersegmen
- Antara sel telur dan dinding
telur ada rongga kosong
berbentuk bulan sabit
Dalam tinja kadang-kadang ditemukan telur Ascaris lumbricoides yang dinding albuminoidnya tidak ada (telur dekortikasi)




Bila telur telah berisi larva disebut telur matang
DAUR HIDUP
Cacing dewasa jantan dan betina hidup dalam rongga usus halus manusia.
Cacing betina mengeluarkan telur 100.000 - 200.000 butir/hari terdiri dari telur yang dibuahi dan telur yang tidak dibuahi, telur-telur tersebut keluar bersama tinja penderita.
Dalam lingkungan yang sesuai (tanah liat, kelembaban tinggi dan suhu 25 – 30 °C), telur yang dibuahi berkembang menjadi telur matang (bentuk infektif) dalam waktu ± 3 minggu.
Telur matang bila tertelan oleh manusia, menetas di usus halus mengeluarkan larva, kemudian larva tersebut menembus dinding usus halus masuk ke pembuluh darah atau saluran limfe, dialirkan ke jantung kanan lalu ke paru.
Di paru larva menembus dinding pembuluh darah alveolus, masuk ke rongga alveolus, kemudian naik ke bronchiolus, bronchus, trachea sampai ke pharynx.
Dari pharynx larva tertelan ke dalam esofagus lalu menuju ke usus halus. Di usus halus larva berkembang menjadi cacing dewasa jantan dan betina.
Waktu yang diperlukan mulai telur matang tertelan sampai cacing dewasa betina mengeluarkan telur ± 2 bulan ( 8 - 10 minggu).
Makanan cacing dewasa adalah zat-zat makanan dalam rongga usus halus.
Cacing dewasa dapat hidup selama 1 – 1½ tahun dalam rongga usus halus
DAUR HIDUP Ascaris lumbricoides
Trichuris trichiura (Trichocephalus dispar, Whipworm, cacing cambuk)
Hospes : manusia Penyakit : Trikuriasis
Habitat : Usus besar terutama sekum
Penyebaran geografik : Kosmopolit, terutama negara tropik dan subtropik
MORFOLOGI :
* cacing dewasa berbentuk seperti cambuk
* 3/5 bagian anterior, halus seperti benang
* 2/5 bagian posterior, lebih gemuk
- Cacing jantan : * 3 - 4 cm
* Bagian posterior melingkar ke ventral > 360°,
mempunyai 1 spikulum


- Cacing betina : * 4 - 5 cm
* Bagian posterior, membulat tumpul,
melengkung < 360°

- Telur : * ± 50 x 32 m
* seperti tempayan, pada kedua kutub terdapat
tonjolan jernih
* dinding : - luar : kuning tengguli
- dalam : jernih
* Isi : sel telur


DAUR HIDUP
Cacing dewasa hidup di sekum dan kolon asendens dengan bagian anteriornya yang halus masuk kedalam mukosa usus.
Cacing betina mengeluarkan telur 3.000 – 10.000 butir/hari, telur tersebut keluar bersama tinja penderita.
Dalam lingkungan yang sesuai (tanah lembab, tempat teduh, suhu 25 – 30 °C) telur tersebut berkembang menjadi telur matang (bentuk infektif) dalam waktu 3 – 6 minggu.
Telur matang bila tertelan oleh manusia, menetas di usus halus mengeluarkan larva lalu menjadi cacing dewasa jantan dan betina. Setelah menjadi dewasa, cacing menuju ke sekum dan kolon asendens.
Waktu yang diperlukan mulai tertelannya telur sampai cacing betina mengeluarkan telur ± 30 – 90 hari (1 – 3 bulan).
Cacing dewasa dapat hidup 1-2 tahun.
DAUR HIDUP Trichuris trichiura
CACING TAMBANG(Hookworm)
Pada Manusia :
- Necator americanus nekatoriasis
- Ancylostoma duodenale ankilostomiasis
Habitat : Usus halus (jejenum dan duodenum)
Penyebaran geografik :
Kosmopolit, terutama negara-negara tropik dan subtropik
MORFOLOGI :
Cacing dewasa : * Berbentuk silinder/selindrik
* Berwarna putih keabuan
- Cacing jantan : * 5 – 11 mm
* Ekor melebar (bursa kopulatriks)
* Mempunyai 2 spikula
- Cacing betina : * 9 – 13 mm
* Ekor lancip

Necator americanus : Bentuk badan seperti huruf S
Dalam mulut terdapat sepasang benda khitin
Ancylostoma duodenale : Bentuk badan seperti huruf C
Dalam mulut terdapat 2 pasang gigi sama besar

Telur : - Lonjong
- ± 60 x 40 mikron
- Dinding : tipis, bening, tidak berwarna
- Isi : tinja segar : embrio stadium morula 2 – 16 sel telur
tinja lama : larva

Larva rhabditiform : - ± 250 mikron
- esofagus mempunyai bulbus ( rhabditoid) 1/3 panjang badan
- mulut terbuka, panjang dan sempit
- genital premordial kecil


Larva filariform : - ± 700 mikron
- esofagus lurus (filariform), 1/4 panjang badan
- mulut tertutup
- ekor runcing
- mempunyai selubung (sarung)


* Larva filariform adalah bentuk infektif

DAUR HIDUP
Cacing dewasa hidup melekat pada usus halus. Cacing betina N. americanus bertelur ± 9.000 butir/hari, sedangkan A. duodenale ± 10.000 butir/hari. Telur-telur tersebut keluar bersama tinja penderita, setelah 1 – 1½ hari telur menetas mengeluarkan larva rhabditiform. Dalam waktu 3 – 5 hari larva rhabditiform tumbuh menjadi larva filariform (bentuk infektif) yang dapat menembus kulit dan dapat hidup selama 7 – 8 minggu ditanah (tanah yang baik untuk pertumbuhan larva adalah tanah gembur tercampur humus dan terlindung dari sinar matahari langsung, suhu untuk N. americanus 28 – 32 °C, sedangkan untuk A. duodenale 23 – 25 °C). Cara infeksi adalah larva filiriform menembus kulit masuk kapiler darah, mengikuti aliran darah ke jantung kanan lalu ke paru. Setelah sampai diparu larva filariform menembus dinding alveolus masuk ke alveolus kemudian naik ke bronchiolus, bronchus, trachea sampai ke pharynx. Dari pharynx larva tertelan masuk ke esofagus, lambung sampai usus halus. Setelah sampai di usus halus larva filariform berkembang menjadi cacing dewasa jantan dan betina yang melekat pada mukosa usus halus. Waktu yang diperlukan sejak larva filariform menembus kulit sampai menjadi cacing dewasa di usus halus 10 – 12 minggu. Cacing dewasa dapat hidup selama ± 5 tahun. Seekor cacing N. americanus dapat mengisap darah 0,05 – 0,1 cc/hari, sedangkan A. duodenale dapat mengisap darah 0,08 – 0,34 cc/hari.
DAUR HIDUP Hookworm (Cacing tambang)
Strongyloides stercoralisThreadworm, Cacing benang
Hospes : Manusia, kucing, anjing, kera, simpanse.
Habitat : Usus halus
Penyakit : Strongiloidiasis
Penyebaran geografik : Kosmopolit terutama daerah tropik dan subtropik
MORFOLOGI :
- Cacing dewasa ada 2 macam :
1. Cacing dewasa bentuk parasiter
* Hanya ditemukan cacing betina
* Panjang ± 2 mm
* Bentuk halus tidak berwarna
* Esofagus 1/3 panjang badan, bentuk filariform
* Uterus berisi telur
* Ekor berujung lancip

2. Cacing dewasa bentuk bebas
* Cacing jantan : - Panjang ± 0,75 mm
- Esofagus : mempunyai bulbus, pendek (bentuk rhabditoid), ¼ panjang badan
- Ekor : melengkung dgn 2 spikula
* Cacing betina : - Panjang ± 1 mm
- Esofagus bulbus, pendek (rhabditoid),
¼ panjang badan
- Uterus berisi telur
- Ekor berujung lancip



Telur : Mirip telur cacing tambang, jarang ditemukan oleh karena telurnya langsung pecah menghasilkan larva rhabditiform



Larva rabditiform
- Panjang ± 225 mikron
- Mulut terbuka, pendek dan lebar
- Esofagus mempunyai bulbus (rhabditoid)
¼ panjang badan
- Ekor berujung lancip
-Genital premordial besar
Larva filariform
- Panjang < 700 mikron
- Bentuknya lansing
- Tidak bersarung
- Mulut tertutup
- Esofagus lurus (filariform) ½ panjang badan
- Ekor ujungnya bercabang dua
(menyerupai huruf W)

* Larva filariform adalah bentuk infektif

DAUR HIDUP
Cacing dewasa betina bentuk parasitik hidup di mukosa usus halus (duodenum dan jejenum) berkembang biak secara partenogenesis, mengeluarkan telur beberapa lusin perhari; telur tersebut langsung menetas mengeluarkan larva rhabditiform yang masuk kedalam rongga usus halus lalu keluar bersama tinja penderita. S. stercoralis mempunyai 3 macam daur hidup.

• Daur hidup langsung
Larva rhabditiform yang keluar bersama tinja penderita setelah 2 - 3 hari di tanah/air bertumbuh menjadi larva filariform (bentuk infektif) yang dapat menembus kulit. Bila larva filariform tersebut menembus kulit manusia masuk ke kapiler darah, mengikuti aliran darah ke jantung kanan lalu ke paru. Setelah sampai di paru, larva filariform menembus dinding alveolus lalu masuk ke alveolus kemudian ke bronchiolus, bronchus, trachea dan pharynx. Dari pharynx larva tertelan masuk ke esofagus, lambung, usus halus lalu menjadi dewasa di usus halus. Waktu yang diperlukan saat larva filariform menembus kulit sampai cacing betina mengeluarkan telur kira-kira 28 hari. Daur hidup langsung sering terjadi di daerah beriklim dingin.
DAUR HIDUP
• Daur tidak langsung
Larva rhabditiform yang keluar bersama tinja penderita, ditanah akan bertumbuh menjadi cacing jantan dan cacing betina bentuk bebas. Kemudian cacing jantan akan membuahi cacing betina. Cacing betina mengeluarkan telur, kemudian telur tsb. menetas mengeluarkan larva rhabditiform lalu bertumbuh menjadi larva filariform yang infektif yang dapat menembus kulit atau bertumbuh lagi menjadi cacing dewasa bentuk bebas. Bila larva filariform dari bentuk bebas tersebut menembus kulit, maka proses selanjutnya seperti pada daur langsung, sampai menjadi cacing dewasa betina bentuk parasitik diusus halus. Daur hidup tidak langsung sering terjadi di daerah beriklim panas.

• Oto-infeksi
Pada oto-infeksi, larva rhabditiform berkembang menjadi larva filariform didalam usus halus atau disekitar anus (perianal). Bila larva filariform tersebut menembus mukosa usus halus atau kulit perianal penderita, maka proses selanjutnya seperti pada daur langsung, sampai menjadi cacing betina bentuk parasitik di usus halus.
Oto-infeksi tersebut penyebabnya belum diketahui. Adanya oto-infeksi dapat menyebabkan strongyloidiasis menahun pada seseorang.
DAUR HIDUP Strongyloides stercoralias
1. Daur hidup langsung
2. Daur hidup tidak langsung
3. Oto-infeksi
Oxyuris vermicularisEnterobius vermicularis Pinworm, Seatworm, Cacing kremi
Hospes : Manusia Penyakit : Oksiuriasis/enterobiasis

Habitat : Sekum
Penyebaran geografik : Kosmopolit
MORFOLOGI :
- Cacing dewasa : * Kecil berwarna putih, pada ujung anterior mempunyai
pelebaran kutikulum seperti sayap (cervical alae)
* Bulbus esofagus jelas sekali (rhabditoid)
* Cacing jantan :
- Panjang 2 – 5 mm
- Ekor melingkar sehingga bentuknya nampak
seperti tanda tanya (?) mempunyai 2 spikula
* Cacing betina
- Panjang 10 - 13 mm
- Ekor panjang dan runcing sehingga
nampak seperti jarum
- Uterus cacing betina yang gravid melebar dan
berisi telur

Telur :
- 50 – 60 mikron
- Bentuk asimetris
- Dinding tipis tidak berwarna
- Berisi larva

DAUR HIDUP
Cacing dewasa jantan dan betina hidup pada rongga sekum, usus besar dan usus halus yang berdekatan dengan sekum. Setelah cacing jantan membuahi cacing betina, maka cacing betina yang gravid bermigrasi ke daerah peri anal pada malam hari untuk mengeluarkan telurnya yang berjumlah 11.000 – 15.000 butir. Dalam waktu ± 6 jam setelah telur dikeluarkan oleh cacing betina, telur-telur tersebut menjadi matang (bentuk infektif). Cara infeksi adalah menelan telur matang atau bila larva dari telur yang menetas didaerah perianal bermigrasi kembali ke sekum.
Bila telur matang tersebut tertelan, telur akan menetas di usus halus mengeluarkan larva lalu menjadi cacing dewasa di sekum. Waktu yang diperlukan mulai telur tertelan sampai menjadi cacing dewasa ± 2 minggu sampai 2 bulan.
Bila telur matang pecah didaerah perianal maka keluar larva kemudian larva tersebut bermigrasi kembali ke sekum, melalui anus, rektum, kolon sigmoid, kolon desendens, kolon transversum dan kolon asendens. Proses tersebut disebut retrograde infeksi atau retro-infeksi atau oto-infeksi.
Cacing jantan mati setelah kopulasi (membuahi yang betina), sedangkan cacing betina mati setelah mengeluarkan telur-telurnya.
DAUR HIDUP Enterobius vermicularis
Taenia saginataBeef tapeworm, Cacing pita sapi
Hospes definitif : Manusia
Penyakit : Teniasis saginata
Hospes perantara : Sapi dan kerbau
Habitat : Cacing dewasa hidup dalam usus halus
Penyebaran geografis : Kosmopolit
Morfologi :
- Cacing dewasa : * Berbentuk pita terdiri atas :
- Kepala (skoleks)
- Leher (Collum)
- Badan (strobila) : proglotid immature
proglotid mature
proglotid gravida
- Panjang 4 – 12 m terdiri dari 1000 – 2000 proglotid
* Skoleks : - Bulat 1 – 2 mm
- Mempunyai 4 batil isap, tanpa rostelum dan
kait-kait.

* Proglotid gravida: - Berbentuk segi empat, panjang > lebar
- Uterus mempunyai 15 – 30 cabang lateral
- Lubang genital di bagian lateral (unilateral)
- Lubang uterus tidak ada

Telur : - Bentuk agak bulat
- (30 – 40) x (20 – 30) mikron
- Dinding bergaris radial
- Isi heksakan embrio (embrio dengan 6 kait-kait)



Larva (sistiserkus bovis) : - Gelembung
- ½ - 1 cm
- Berisi cairan dan skoleks


DAUR HIDUP Taenia saginata
Taenia soliumPork tapeworm, Cacing pita babi
Hospes defenitif : Manusia
Hospes perantara : Babi dan kadang-kadang Manusia
Penyakit : - Cacing dewasa Teniasis solium
- Larva Sistiserkosis
Habitat : Cacing dewasa dalam rongga usus halus
Larva dalam otot, otak, mata, hati
Penyebaran geografis : Kosmopolit, terutama pada negara-negara
yang penduduknya suka makan daging babi
kurang matang
Morfologi :
* Cacing dewasa : * Berbentuk pita terdiri atas :
- Kepala (skoleks)
- Leher (collum)
- Badan (strobila) : proglotid immature
proglotid mature
proglotid grafida
- Panjang 2-4 m kadang-kadang 8 m
- Jumlah proglotid < 1000

* Skoleks : - Bulat, kecil
- ± 1 mm
- 4 batil isap dan rostelum dengan
2 baris kait-kait
* Proglotid gravida :
- Berbentuk segi empat, panjang > lebar
- Uterus mempunyai 7 – 12 cabang lateral
- Lubang genital di bagian lateral (unilateral)
- Lubang uterus tidak ada

Telur : - Bentuk agak bulat
- (30 – 40) x (20 – 30) mikron
- Dinding bergaris radial
- Isi heksakan embrio (embrio dengan 6 kait-kait)

Larva (sistiserkus selulose) : - Gelembung
- ½ - 1 cm
- Berisi cairan dan skoleks dengan kait-kait


DAUR HIDUP Taenia solium
Fasciolopsis buskiGiant Intestinal fluke
Hospes defenitif : Manusia, Babi, anjing, kucing
Penyakit : Fasciolopsiasis
Habitat : Usus halus
Hospes perantara pertama : Keong air tawar (Segmentina, Hippeutis)
Hospes perantara kedua : tumbuh-tumbuhan air (Eichornia grassipes,
Trapa natans, T. bicornis, Morning glory,
Elichoris tuberosa, Zizania)
Penyebaran geografis : China, Taiwan, Thailand, Malaysia, Laos, India
Vietnam dan Indonesia (Kalimantan Selatan)
Morfologi :
- Cacing dewasa :* Bentuk ovoid berwarna kemerahan
* Ukuran (20 – 75) x( 8 – 20) x (1 – 3) mm
* Batil isap mulut < batil isap perut
* Testes bercabang-cabang, atas bawah
* Ovarium bercabang-cabang
* Kelenjar vitalaria bagian lateral
* Sekum tidak bercabang
* Uterus berkelok kelok
Telur : * Bentuk lonjong
* Mempunyai operculum
* Dinding transparant
* Ukuran (130 – 140) x (80 – 85) mikron
* Isi sel telur (unembryonated)

Tidak ada komentar: